.


Followers

Senin, 01 Maret 2010

berlindunglah dari pilar-pilar kejahatan

Sifat Syaithaniyah yang menempel pada kita karena dominasi syetan dalam diri kita, akan melahirkan kecenderungan manusia pada pengingkaran terhadap Allah, lalu sifat kekufuran, kemusyrikan, kemunafikan, kefasikan bertumpuk menjadi satu. Syetan terus menggoda kita, kalau kita lolos, mereka menggoda lewat harta dan jabatan kita. Jika harta lolos, dia akan menggoda lewat anak-anak kita. Jika masih lolos, akan menggoda lewat isteri kita.

Kemudian sifat hewaniyah melahirkan sifat paling maniak bagi kejahatan: Sifat dengki (hasad) dalam diri kita, yang kelak memproduksi sifat iri, takabur, riya', 'ujub, dan hubbud dunya (cinta duniawi) serta ambisi-ambisi syahwatiyah (kesenangan) yang luar biasa. Sementara sifat-sifat sabu'iyah (kebuasan) melahirkan temperamen marah, kekerasan hati, ambisi-ambisi kekuasaan dan kediktatoran yang melahirkan angkara murka dan kesombongan dan kerakusan, adigung adiguno.

Nah, kenapa Allah Ta'ala mengajari kita agar berlindung dari pilar-pilar kejahatan yang terkandung dalam Surat Al-Falaq?
Mari kita bedah sedikit saja eskalasi criminal manusia dalam Al-Falaq itu. Pertama, "Katakanlah, aku berlindung dari Tuhan pemelihara waktu subuh. Dari Kejahatan makhlukNya"

Seluruh makhluk apa saja, bisa menjadi hijab antara anda dengan Allah Ta'ala, lalu melahirkan keterlemparan kita ke alam kegelapan yang digambarkan di waktu subuh, akhir sebuah malam. Waktu subuh adalah waktu ketika fajar terbit, tetapi matahari belum terbit. Artinya matahari ma'rifat harus tersingkap ketika waktu subuh berlalu. Dan matahari ma'rifat akan terhijabi oleh kemakhlukan atau segala hal selain Allah.

Kemudian, "Dari kejahatan malam apabila telah gulita."
Malam di sini sebagai lambang dari dzulumat atau kegelapan. Ketika kegelapan tiba maka tak ada cahaya di sana, manusia akan memproduksi kejahatannya dari dalam diri nafsunya. Malam yang berselimut duniawi, dan malam penuh kealpaan.
Lalu, "Dari kejahatan wanita-wanita tukang sihir yang menghembus pada buhul-buhul."

Artinya, wanita disini dilambangkan sebagai eksplorasi hijab syahwat dimana hedonisme dan eksotisme syahwiyah memiliki kekuatan yang menyihir manusia sampai lupa diri dengan imajinasi dan khayalannya. Jika ini dibiarkan, maka manusia akan merusak dunia, merusak bumi, karena dari sihir syahwat inilah manusia memproduksi peradaban jahat yang halus, dibungkus oleh kenikmatan yang memabukkan.

Ditutup dengan, "dan dari kejahatan orang yang dengki bila ia dengki."
Allah langsung menunjuk pada sifat kedengkian sebagai inti dari kejahatan. Artinya, kedengkian merupakan produk terakhir dari hijab demi hijab di atas, dan dari kedengkian itulah lahir sifat-sifat buruk manusia.
Nah, kalau kita renungkan sekali lagi, ada sejumlah kiat untuk membersihkan sifat buruk kita:

1) Kita harus memohon perlindungan Allah SWT, Tuhan yang menciptakan kita semua, dan juga memberikan ujian serta nikmat pada kita semua dari seluruh unsur-unsur kejahatan maniak di atas, yang sangat mempengaruhi perilaku peradaban manusia.

2) Apabila sifat-sifat syaithaniyah, hewaniyah, syahwatiyah dan sabu'iyah itu kita biarkan tumbuh berkembang dalam diri kita, lalu apa bedanya kita dengan syetan, binatang liar yang buas, dan binatang-binatang lain yang hanya makan, minum, seks, pemuasan diri?

3) Allah juga memberikan sifat-sifat Robaniyah dalam diri kita, yang bisa mengkounter sifat buruk itu, melalui Taubat, Zuhud, Wara', tawadlu, menepiskan ambisi duniawi, mencintai Allah dan RasulNya, ketaqwaan, kesederhanaan, kedermawanan, kepedulian social, kasih saying sesama, memaafkan, mendoakan orang lain, dan kelak kita bisa terus menerus ma'rifat kepada Allah Ta'ala.

4) Jangan lepas beristighfar, minimal 100 kali setiap hari, sholawat dan dzikir Allah…Allah…dalam hatimu tanpa henti. Allah akan melindungi hambaNya yang mengingat terus kepadaNya.